Harga kroto yang cukup tinggi cukup menggiurkan calon pelaku bisnis kroto, bahkan bisa dikatakan sangat menghipnotis. Apalagi dengan beberapa ulasan yang tanpa pengalaman ternak atau sekedar ingin mencari untung penjualan bibit tanpa menghitung celah kerugian dari berbagai faktor.
Secara hitungan diatas kertas, budidaya semut kroto kurang lebih sama persis dengan ternakan lain pada umumnya. Memang harga kroto fantastis, kisaran 200rb/kg di daerah Jogja, bahkan lebih di daerah Jakarta,Semarang, maupun kota-kota besar lainnya.
Karena konsumen kroto jelas dari peternak burung-burung premium, yang bahkan hampir tiap periode mengalami kenaikan harga kroto.
Akan tetapi jangan pula kita lupakan bagaimana mendapatkan 1 kg kroto tersebut, karena sekilo kroto bukanlah jumlah yang sedikit jika kita lihat ukuran fisik satu kroto hanya sebesar beras. Ada ribuan kroto dalam 200rb uang dari harga kroto yang kita bayangkan. Tentu saja itu melibatkan ribuan semut pula, dalam hitungan toples kurang lebih 30 toples sosis bibit semut kroto.
Perbandingan hasil dengan ternak-ternak lain pada umumnya, dilihat dari modal awal, operasional, serta waktu yang kita butuhkan dalam mengelola budidaya semut kroto tidaklah terlalu fantastis seperti yang rata-rata orang bayangkan.
Nilai plus dari kroto adalah hanya karena harganya yang stabil dan pemasaran yang hampir dipastikan tidak ada kesulitan, karena kebutuhan kroto dibanding jumlah yang beredar masih sangatlah kurang terutama di kota besar. Konsumen kroto juga adalah burung-burung premium dan burung lomba seperti murai batu dan kacer notabene juga dipelihara oleh orang-orang premium.
Banyak faktor yang menentukan keberhasilan dalam budidaya kroto, diluar dari manajemen pemasaran. Beberapa hal yang perlu kita perhatikan diantaranya adalah:
- Pengelolaan di kandang, mulai dari kenyamanan kandang, sirkulasi udara, intensitas cahaya, kestabilan suhu serta pola bentuk rak. Keadaan kandang yang tidak baik tentu saja menghambat periodik telur dari semut budidaya. Mulai dari lajur jalur semut, karena hewan ini sangatlah kecil yang pastinya hitungan detail jarak serta bentuk lajur antara toples dengan toples serta antara toples dengan pakan/minum wajib kita hitung secara detail.
- Kontinuitas pakan dan jaminan mutu pakan. Hal ini sering menjadi simalakama, karena jika kita terlalu bergantung pada ulat Hongkong ataupun jangkrik, harga sering naik turun, sementara untuk mendapatkan serangga lain sangatlah susah.
Sebagai contoh, di Jogja dan Jawa Timur daerah Malang Blitar Magetan Nganjuk dst harga ulat Hongkong kisaran dibawah 50rb. Sehingga kita masih bisa mendapat hasil sisa dari harga jual kroto di kisaran 150rb ke atas dengan FCR (perbandingan konsumsi makanan) 1:2. Namun di Lampung Palembang dst harga ulat Hk dan kroto hampir sama sehingga sulit untuk bergantung pada jenis pakan ini.
Hal ini dapat disiasati dengan mencari pakan alternatif seperti serangga alam maupun tulang/daging sisa dicacah. Untuk yang tahan, pembuatan belatung juga disarankan (baca: pakan ekstrim) - Tehnik panen menjadi faktor penentu vital bagi jumlah kroto yang didapatkan. Peternak yang mahir tentu saja bisa mendapatkan hasil lebih. Karena tentu saja proses pemanenan dilanjutkan pemisahan antara kroto dan semut sangat butuh keterampilan. Kebersihan dan tingkat prosentase kroto pisah yang didapatkan bergantung pada skill peternak dalam memanen. Sangat disarankan untuk peternak kelompok agar salah satu dari peternak fokus dalam pemanenan dan berbagi tugas dengan peternak lain. Hal ini karena dalam jumlah toples dan musim yang sama hasil timbangan panen bisa berbeda jika dilakukan oleh orang yang berbeda.
- Manajemen penjualan, termasuk dalam hal ini pengepakan pemindahan ke konsumen. Sangat disarankan untuk bergabung dengan komunitas pecinta burung sebagai pasar utama. Sehingga diharapkan peternak mendapatkan harga tertinggi dan peternak burung sebagai konsumen juga mendapatkan harga yang lebih rendah daripada pasar.
Wadah pengepakan juga sangat menentukan karena kroto rentan penyusutan pada suhu lebih, dan rawan kerusakan pada kelembaban tinggi. Besek bambu selama ini adalah wadah paling ideal sebagai wadah, meskipun kardus atau kantong kertas juga sudah memenuhi syarat. Hindari wadah dari plastik.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !